Sahabat
terlupakan
karena
keegoisan
Sejak dia
menjadi orang nomor satu
dikelas, Perilaku Devi dengan
teman-temannya sangat berubah
sembilan puluh derajat keegoisannya, apa lagi saat
semester kedua dia menemukan pangeran dihatinya yang
bernama Alex.
Dulu, sebelum menjadi orang
nomor satu di kelas,
Devi sangat ramah sekali
dengan semua teman-temannya, bahkan
saat dia kekantin, dia
tidak lupa dengan teman-temannya dan sering mentraktir mereka. Semua temannya
tak heran kalau devi
sering mentraktir teman-temannya karena
dia anak orang kaya
dikampungnya.
Lestari, Eny, dan Wiwit
adalah teman sekelas Devi
yang sangat akrab sekali
dengan Devi, mereka sering
belajar dan mengerjakan PR
bareng disekolah sepulang sekolah.
Mereka sangat akrab bahkan
seperti adik kakak kandung.
Tapi, keakrabpan mereka terusik
oleh kakak kelas devi
bernama alex yang singgah
dihatinya saat ini.
***
Saat bel istirahat pertama
berbunyi. Seperti biasa, Devi
segera pergi menuju kantin
sekolah menemui Alex, cowok
yang baru dua bulan
resmi menjadi pacarnya, ia
pun duduk menunggu alex
datang menemuinya sambil memesan
minuman untuknya dan Alex.
Tapi kali ini yang
datang bukan Alek melainkan Lestari, Eny dan
Wiwit. Merekapun duduk di
smping devi, tetapi mereka dicuekin
saja sama Devi, bahkan
mereka mengajaknya mengerjakan PR
bareng seperti biasa, tetapi
dia tidak mau, dan
dengan egoisnya dia meninggalkan mereka begitu saja.
“Devi... kamu mau
kemana...?” teriak eny memanggil Devi. Tetepi Devi
tidak menghiraukan panggilan Eny,
dan ia terus berjalan
meninggalkan kantin.
“Eh, sekarang Devi
sombong ya kepada kita”
bisik Lestari kepada eny.
“iya lah. Pastinya... Kan
dia jadi orang nomor
satu di kelas....!” kata
wiwit dengan wajah kecewa.
“menurutku sih... pangeran setianya
yang merubah sikapnya...” kata
eny. “kedua-duanya kaleek...” wiwit
membalas omongan Lesteri dan
Eny.
Kemudian, Bel masukpun melantunkan
suaranya, dan mereka pun
kembali kekelas. Saat di
dalam kelas Devi sangat
cerewet, bahkan saat temannya
sedang ngobrol dengan teman
lainnya, ia langsung menyambung dan menghentikan pembicaraan mereka.
“PD banget sih
anak itu, menyerobot omongan
orang...” bisik Wiwit kepada
Lestari. “udah biarin aja...”
kata lestari balas bisikan
wiwit. “ Ih... aku tak
mau ah belajar bareng
lagi dengannya...” kata
wiwit dengan muka serius.
“ jangan begitu.. walau bagaimanapun dia tetap teman
kita...” kata lestari balas
omongan wiwit.
Tak lamapun pak anton datang, beliau
adalah guru Matematika, devi segera kembali ketempat duduknya. Lalu pak Anton
menyuruh mengoreksi PR kemarin, dan menyuruh eko yang duduk dibelakang Devi
untuk mengerjakan didepan. “Aku aja pak yang mengerjakan, pasti dia tidak bisa”
Sambut Devi dengan keras. “ Beri kesempatan lah pada teman kita, kita disini
kan sama” Ucap wulan penuh emosi. “Ok... kali ini biarin...” Ucap Devi.
***
Kemudian, bel berganti pelajaran pun melantunkan suara,
dan kali ini pak
Anwar yaitu guru bahasa
inggris, yang hampir semua
dikelas itu tidak bisa
bahasa inggris termasuk devi.
Lalu pak Anwar
menyuruh mengoreksi hasil tugas
kemarin.” Ayo siapa yang
mau maju kedepan...?” tanya
pak Anwar kepada anak-
anak. “ devi saja pak...
kan dia juara satu
di kelas ini...!” ucap
Wulan sambil berteriak. Devi
pun merunduk karena dia
tak mengerti dengan pelajaran ini. “ iyak...
ayo devi maju ke
depan” pak Anwar
menyuruh devi. ” tapi,
kalau salah nggak apa-apa
ya pak...?” tanya
devi kepada pak Anwar.”
ayo coba dulu...”ucap
pak Anwar.
Tapi kali ini devi
belum beruntung, semua jawaban
devi salah seratus persen.
“ bapak sangat kecewa sama
kamu dev, bapak bangga-
banggakan kok begini malah
hasilnya...!” ucap pak Anwar
yang marah. “ huhuhu...”
teriakan anak- anak sekelas.
“Maaf ya
pak karena aku belum
bisa bahasa inggris” ucap
devi sambil merunduk. “ sudah,
kembali ke tempat duduk
dan semua harap tenang”
ucap pak Anwar
yang marah.
Siang itu, saat bel
istirahat ke dua berbunyi. Tak biasanya devi
memurung di kelas dan
menyesali kejadian yang tadi.
“Eh... devi mana
ya, kok belum kelihatan batang hidungnya” tanya
eny kepada Wiwit
dan Lestari yang sedang
makan di kantin. “ Iya
ya... biasanya kan di
tempat favoritnya...”ucap lestari.
“ biarin aja, kalau dia disini,
kita akan di cuekin
juga” ucap wiwit yang
masih kesal kepada devi.
“tapi, perasaanku gak enak
deh, bagaimana kalau kita
cari di kelas saja”
kata eny. “ iya...
tapi kita habisin dulu
makanan ini..” ucap
wiwit.
Kemudian merekapun kembali kekelas
untuk mencari devi. ” tukan
benar, dia pasti di
kelas” ucap eny di
depan pintu kelas. “ hay
devi, tak biasanya kamu
menyendiri... Ada
apa?” tanya lestari. “ maaf
ya semua, aku telah
mengecawakan kalian” ucap
devi sambil menangis.
Eny, Lestari dan Wiwit
pun ikut terharu mendengar ucapan devi. “ lupakan
sajalah semua keegoisanmu dan
kita jangan menyombongkan diri”
ucap eny. “ kalian
masih mau kan berteman
denganku...?” tanya devi kepada
mereka. “kita masih mau
kok berteman denganmu” ucap
eny. Merekapun berpelukan dengan
mata berkaca-kaca dan mengalirkan sungai keharuan. “ kalian
adalah sahabatku yang pling
setia didunia ini dan
aku berjanji tak akan
mengecewakan kalian lagi”.
*****