Rabu, 09 Mei 2012

CERPEN "remaja"


Sahabat terlupakan
karena keegoisan
           

            Sejak dia menjadi orang nomor satu dikelas, Perilaku Devi dengan teman-temannya sangat berubah sembilan puluh derajat keegoisannya, apa lagi saat semester kedua dia menemukan pangeran dihatinya yang bernama Alex.
            Dulu, sebelum menjadi orang nomor satu di kelas, Devi sangat ramah sekali dengan semua teman-temannya, bahkan saat dia kekantin, dia tidak lupa dengan teman-temannya dan sering mentraktir mereka. Semua temannya tak heran kalau devi sering mentraktir teman-temannya karena dia anak orang kaya dikampungnya.
            Lestari, Eny, dan Wiwit adalah teman sekelas Devi yang sangat akrab sekali dengan Devi, mereka sering belajar dan mengerjakan PR bareng disekolah sepulang sekolah. Mereka sangat akrab bahkan seperti adik kakak kandung. Tapi, keakrabpan mereka terusik oleh kakak kelas devi bernama alex yang singgah dihatinya saat ini.

***
           
            Saat bel istirahat pertama berbunyi. Seperti biasa, Devi segera pergi menuju kantin sekolah menemui Alex, cowok yang baru dua bulan resmi menjadi pacarnya, ia pun duduk menunggu alex datang menemuinya sambil memesan minuman untuknya dan Alex. Tapi kali ini yang datang bukan Alek melainkan Lestari, Eny dan Wiwit. Merekapun duduk di smping devi, tetapi mereka dicuekin saja sama Devi, bahkan mereka mengajaknya mengerjakan PR bareng seperti biasa, tetapi dia tidak mau, dan dengan egoisnya dia meninggalkan mereka begitu saja.
            Devi... kamu mau kemana...?teriak eny memanggil Devi. Tetepi Devi tidak menghiraukan panggilan Eny, dan ia terus berjalan meninggalkan kantin.
            Eh, sekarang Devi sombong ya kepada kitabisik Lestari kepada eny.iya lah. Pastinya... Kan dia jadi orang nomor satu di kelas....!kata wiwit dengan wajah kecewa.menurutku sih... pangeran setianya yang merubah sikapnya...kata eny.kedua-duanya kaleek...wiwit membalas omongan Lesteri dan Eny.
            Kemudian, Bel masukpun melantunkan suaranya, dan mereka pun kembali kekelas. Saat di dalam kelas Devi sangat cerewet, bahkan saat temannya sedang ngobrol dengan teman lainnya, ia langsung menyambung dan menghentikan pembicaraan mereka.
            PD banget sih anak itu, menyerobot omongan orang...bisik Wiwit kepada Lestari.udah biarin aja...kata lestari balas bisikan wiwit.Ih... aku tak mau ah belajar bareng lagi dengannya...kata wiwit dengan muka serius.jangan begitu.. walau bagaimanapun dia tetap teman kita...kata lestari balas omongan wiwit.
            Tak lamapun pak anton datang, beliau adalah guru Matematika, devi segera kembali ketempat duduknya. Lalu pak Anton menyuruh mengoreksi PR kemarin, dan menyuruh eko yang duduk dibelakang Devi untuk mengerjakan didepan. “Aku aja pak yang mengerjakan, pasti dia tidak bisa” Sambut Devi dengan keras. “ Beri kesempatan lah pada teman kita, kita disini kan sama” Ucap wulan penuh emosi. “Ok... kali ini biarin...” Ucap Devi.

***
           
            Kemudian, bel berganti pelajaran pun melantunkan suara, dan kali ini pak Anwar yaitu guru bahasa inggris, yang hampir semua dikelas itu tidak bisa bahasa inggris termasuk devi.
            Lalu pak Anwar menyuruh mengoreksi hasil tugas kemarin.” Ayo siapa yang mau maju kedepan...?tanya pak Anwar kepada anak- anak.devi saja pak... kan dia juara satu di kelas ini...!ucap Wulan sambil berteriak. Devi pun merunduk karena dia tak mengerti dengan pelajaran ini.iyak... ayo devi maju ke depanpak Anwar menyuruh devi.tapi, kalau salah nggak apa-apa ya pak...?tanya devi kepada pak Anwar.ayo coba dulu...ucap pak Anwar.
            Tapi kali ini devi belum beruntung, semua jawaban devi salah seratus persen.bapak sangat kecewa sama kamu dev, bapak bangga- banggakan kok begini malah hasilnya...!ucap pak Anwar yang marah.huhuhu...teriakan anak- anak sekelas.Maaf  ya pak karena aku belum bisa bahasa inggrisucap devi sambil merunduk.sudah, kembali ke tempat duduk dan semua harap tenangucap pak Anwar yang marah.
            Siang itu, saat bel istirahat ke dua berbunyi. Tak biasanya devi memurung di kelas dan menyesali kejadian yang tadi.
            “Eh... devi mana ya, kok belum kelihatan batang hidungnyatanya eny kepada Wiwit dan Lestari yang sedang makan di kantin. “ Iya ya... biasanya kan di tempat favoritnya...ucap lestari.biarin aja, kalau dia disini, kita akan di cuekin jugaucap wiwit yang masih kesal kepada devi.tapi, perasaanku gak enak deh, bagaimana kalau kita cari di kelas sajakata eny.iya... tapi kita habisin dulu makanan ini..ucap wiwit.
            Kemudian merekapun kembali kekelas untuk mencari devi.tukan benar, dia pasti di kelasucap eny di depan pintu kelas.hay devi, tak biasanya kamu menyendiri... Ada apa?tanya lestari.maaf ya semua, aku telah mengecawakan kalianucap devi sambil menangis.
            Eny, Lestari dan Wiwit pun ikut terharu mendengar ucapan devi.lupakan sajalah semua keegoisanmu dan kita jangan menyombongkan diriucap eny.kalian masih mau kan berteman denganku...?tanya devi kepada mereka.kita masih mau kok berteman denganmuucap eny. Merekapun berpelukan dengan mata berkaca-kaca dan mengalirkan sungai keharuan.kalian adalah sahabatku yang pling setia didunia ini dan aku berjanji tak akan mengecewakan kalian lagi.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar